Gagal Bayar Akseleran Seret Felicia Putri

Gagal Bayar Akseleran Capai 54%, Picu Gejolak di Dunia Fintech
Platform peer-to-peer (P2P) lending Akseleran sedang menghadapi krisis kepercayaan. Per 22 Juni 2025, Tingkat Kredit Bermasalah (TKB90) Akseleran melonjak hingga 54,89%, jauh dari angka ideal dan hanya dalam hitungan bulan dari posisi Januari 2025 sebesar 0,54%.
Gagal bayar Akseleran ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah seorang lender bernama Anita Carolina memposting video TikTok berisi pengalamannya. Dalam video tersebut, Anita menyebut Akseleran telah mematikan kolom komentar di media sosial dan tidak memberikan transparansi terkait status pinjaman bermasalah.
Baca juga: Tirto – Kronologi Gagal Bayar Akseleran yang Seret Felicia Putri
Pinjaman Bernilai Miliaran Gagal Bayar
Dalam laporan yang beredar, setidaknya enam perusahaan borrower gagal membayar kewajibannya. Salah satu perusahaan tersebut menerima pendanaan hingga Rp 42 miliar, yang kini statusnya terhenti dan belum dikembalikan ke lender.
Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan investor ritel, terutama pengguna aplikasi Akseleran yang menganggap sistem gagal mengantisipasi risiko kredit.
Felicia Putri Minta Maaf dan Buka Jalur Pengaduan
Nama Felicia Putri Tjiasaka, influencer dan edukator keuangan, ikut terseret. Dalam beberapa unggahannya, Felicia sempat mempromosikan Akseleran sebagai salah satu opsi investasi P2P lending. Setelah kasus ini mencuat, ia mengunggah video permintaan maaf dan menyatakan akan membantu proses pengaduan.
Felicia juga merilis formulir digital untuk menampung laporan kerugian dari para lender yang terdampak gagal bayar Akseleran, dan berkomitmen meneruskan laporan tersebut ke manajemen.
Baca juga: DarkGPT Ungkap Aktivitas Kriminal di Dark Web
OJK Mulai Ambil Langkah
Menanggapi situasi ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Kepala Eksekutif Pengawas LJK, Agusman, menyatakan akan melakukan pengawasan ketat terhadap Akseleran dan perusahaan fintech serupa. OJK juga mendorong agar semua kewajiban kepada lender diselesaikan segera, dan menegaskan pentingnya perlindungan konsumen di sektor layanan keuangan digital.
Apa Selanjutnya?
Kasus gagal bayar Akseleran menjadi peringatan keras bagi dunia fintech di Indonesia. Meski sektor ini menjanjikan akses keuangan yang inklusif, risiko gagal bayar dan kurangnya transparansi bisa menjadi ancaman serius bagi investor.
Perlu ketegasan dari regulator, transparansi dari platform, dan edukasi menyeluruh bagi masyarakat agar industri ini tetap sehat.