# Tags
Data Powered by Bloomberg
EUR - IDR: Loading...
SGD - IDR: Loading...
AUD - IDR: Loading...
HKD - IDR: Loading...
EUR - USD: Loading...
#Press

Serangan Israel di Gaza Tewaskan Warga Sipil Lagi

serangan israel di gaza

Situasi kemanusiaan di Gaza kembali memanas setelah sejumlah warga Palestina tewas akibat serangan tentara Israel di Gaza sekitar lokasi distribusi bantuan. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 8 Juni 2025, dan memicu kecaman luas dari komunitas internasional yang menilai aksi tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Serangan Israel di Tengah Distribusi Bantuan

Setidaknya 13 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga di lokasi bantuan di Rafah dan Wadi Gaza. Menurut laporan Al Jazeera, warga sedang mengantre untuk menerima makanan ketika tembakan dilepaskan secara tiba-tiba.

Sumber: Al Jazeera – Gaza aid sites branded ‘human slaughterhouses’ under deadly Israeli fire 

Seorang saksi mata, Adham Dahman, menyebut tempat itu sebagai “jebakan, bukan lokasi bantuan”. Ungkapan ini menggambarkan betapa warga Gaza tidak lagi merasa aman bahkan saat berusaha memperoleh kebutuhan pokok.

Lokasi Bantuan Disebut “Rumah Jagal Manusia”

PBB dan organisasi kemanusiaan menggambarkan lokasi distribusi bantuan yang berada di bawah pengawasan militer Israel sebagai “rumah jagal manusia”. Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB, menyebut bantuan yang dikirim oleh inisiatif dukungan AS (Gaza Humanitarian Foundation/GHF) tidak lagi netral karena justru memicu kematian.

Baca juga: Reuters – Israeli military kills 4 near aid site

Sejak program bantuan ini dimulai pada 27 Mei 2025, lebih dari 130 orang tewas dan 700 lainnya terluka di sekitar titik distribusi. Ini bukan insiden pertama—pola penembakan terhadap warga sipil yang mengantre makanan telah terjadi berulang kali.

Krisis Kemanusiaan yang Memburuk

Gaza saat ini mengalami krisis kemanusiaan besar-besaran. Blokade militer Israel, yang sempat dibuka sebagian pada pertengahan Mei, telah memperburuk kelangkaan makanan dan pasokan medis. UNICEF memperingatkan bahwa warga Gaza kini berada dalam kondisi kelaparan yang mengerikan dan berisiko tinggi menghadapi kelaparan massal.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, total korban jiwa sejak perang meletus pada Oktober 2023 mencapai lebih dari 54.800 orang tewas dan 126.000 terluka.

Tanggapan Internasional dan Desakan Hentikan Serangan

PBB mengecam keras insiden ini dan mendesak diadakannya penyelidikan independen. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyebut serangan terhadap warga sipil di lokasi bantuan sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Sementara itu, kelompok kemanusiaan seperti Médecins Sans Frontières (MSF) dan Human Rights Watch menuntut agar Israel menghentikan operasinya di sekitar lokasi bantuan dan mengizinkan distribusi makanan tanpa intimidasi militer.

Suara Warga Gaza

“Tidak ada jaminan keselamatan,” ujar Fataha Banofo, seorang nelayan asal Pulau Gag, saat ditemui oleh wartawan. “Kami berlayar jauh dari pantai untuk menangkap ikan, tapi di darat pun kami diburu.”

Baca juga: Exhibition in Hong Kong

Warga Gaza kini hidup dalam ketakutan konstan. Mereka tidak hanya khawatir tentang roket dan drone, tetapi juga tembakan di titik distribusi bantuan—yang seharusnya menjadi tempat harapan, bukan kematian.

Tantangan Bantuan Kemanusiaan

Gaza Humanitarian Foundation, yang semula didukung AS sebagai jalur distribusi bantuan makanan dan medis, kini tengah meninjau kembali operasinya karena situasi yang tidak lagi aman. Para relawan pun tidak luput dari ancaman, dan beberapa organisasi internasional bahkan menghentikan pengiriman bantuan untuk sementara.

Harapan Akan Gencatan Senjata

Situasi ini kembali menegaskan kebutuhan mendesak akan gencatan senjata kemanusiaan. Tanpa adanya penghentian kekerasan, upaya bantuan akan terus terhambat dan warga Gaza akan terus menjadi korban.

Distribusi makanan seharusnya menyelamatkan nyawa—bukan mengakhiri kehidupan.

Share this:

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *